Sabtu, 15 Juli 2017

Management Investasi dan Portofolio - PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (Persero) TBK. [Project UAS]



      Pada tahun 1882, didirikan sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegraf. Layanan komunikasi kemudian dikonsolidasikan oleh Pemerintah Hindia Belanda ke dalam jawatan Post Telegraaf Telefoon (PTT). Sebelumnya, pada tanggal 23 Oktober 1856, dimulai pengoperasian layanan jasa telegraf elektromagnetik pertama yang menghubungkan Jakarta (Batavia) dengan Bogor (Buitenzorg). Pada tahun 2009 momen tersebut dijadikan sebagai patokan hari lahir Telkom.


      PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, biasa disebut Telkom Indonesia atau Telkom saja adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta.

      Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (52,56%), dan 47,44% dimiliki oleh Publik, Bank of New York, dan Investor dalam Negeri. Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan, termasuk PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).




A.    Data Harga Saham

Tabel Harga Saham


Data: PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk





NO
Tahun
Harga Saham (Rp)
1
2012
1.316
2
2013
1.857
3
2014
2.644
4
2015
2.941
5
2016
3.855


*diambil per-desember


B.     Analisis Naik Turun Harga Saham


1.      Aksi Korporasi Perusahaan



Aksi korporasi yang dimaksudkan berbentuk kebijakan yang diambil oleh jajaran manajemen perusahaan. Dampaknya dapat mengubah hal-hal yang sifatnya fundamental dalam perusahaan. Kebijakan-kebijakan fundamental tersebut secara otomatis akan memengaruhi harga saham. Contoh, sepanjang kuartal I 2015, TLKM membukukan keuntungan sebesar Rp3,814 triliun atau naik 6,4% dibandingkan dengan periode yang sama 2014 sebesar Rp3,585 triliun. Sementara itu, pendapatan yang berhasil diraih pada kuartal I 2015 sebesar Rp23,616 triliun, naik 11,1% dibandingkan dengan periode sama tahun sebesar Rp21,25 triliun. Namun, ternyata pasar saham berkata lain. Kinerja yang kinclong tak terefleksi dalam pergerakan saham TLKM. Pasca kinerja diumumkan, saham Telkom sempat menukik tajam sebesar 10% menjadi Rp2.615 dari Rp2.905. Penurunan itu menggerus kapitalisasi pasar saham Telkom senilai Rp29 triliun menjadi Rp264 triliun dari sebelumnya sempat menyentuh Rp293 triliun. Bahkan, dalam penutupan perdagangan Selasa (5/5/2015), saham Telkom kembali tertekan menjadi Rp2.715 dari pembukaan Rp 2.750. Salah satu sentimen negatif bagi saham Telkom adalah tak kunjung selesainya transaksi share swap dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) dalam rangka monetisasi anak usahanya di bisnis menara, yakni PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).


2.      Proyeksi Kinerja Perusahaan pada Masa Mendatang


Kinerja Perusahaan yang Baik Memicu Kenaikan Harga Saham. Perkiraan terhadap performa/kinerja perusahaan juga jadi salah satu yang turut memengaruhi fluktuasi harga saham, karena performa perusahaan dijadikan acuan bagi para investor maupun analis fundamental dalam melakukan pengkajian terhadap saham perusahaan. Masalahnya hanya terletak pada prospek peningkatan kinerjanya dimasa depan yang tidak cukup baik, tetapi secara fundamental TLKM masih cukup baik, maka TLKM ini masih layak beli tetapi tidak untuk jangka panjang.



3.      Rumor dan Sentimen Pasar

Karena pasar saham sangat rawan terhadap  info-info manipulatif, berita, ataupun rumor, sehingga sekadar isu saja yang entah darimana sumbernya bisa berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan harga saham.




C.     Daftar Pustaka








Tidak ada komentar:

Posting Komentar