Pada tahun 1882, didirikan sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegraf. Layanan komunikasi kemudian dikonsolidasikan oleh Pemerintah Hindia Belanda ke dalam jawatan Post Telegraaf Telefoon (PTT). Sebelumnya, pada tanggal 23 Oktober 1856, dimulai pengoperasian layanan jasa telegraf elektromagnetik pertama yang menghubungkan Jakarta (Batavia) dengan Bogor (Buitenzorg). Pada tahun 2009 momen tersebut dijadikan sebagai patokan hari lahir Telkom.
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, biasa disebut Telkom Indonesia atau Telkom saja adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta.
Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (52,56%), dan 47,44% dimiliki oleh Publik, Bank of New York, dan Investor dalam Negeri. Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan, termasuk PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
A. Data Harga Saham
Tabel Harga Saham
Data: PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
NO
|
Tahun
|
Harga Saham (Rp)
|
1
|
2012
|
1.316
|
2
|
2013
|
1.857
|
3
|
2014
|
2.644
|
4
|
2015
|
2.941
|
5
|
2016
|
3.855
|
Sumber: https://finance.yahoo.com/
*diambil per-desember
B. Analisis Naik Turun Harga Saham
1. Aksi Korporasi Perusahaan
Aksi korporasi yang dimaksudkan berbentuk kebijakan yang diambil oleh jajaran
manajemen perusahaan. Dampaknya dapat mengubah hal-hal yang sifatnya
fundamental dalam perusahaan. Kebijakan-kebijakan fundamental tersebut secara
otomatis akan memengaruhi harga saham. Contoh, sepanjang kuartal I 2015, TLKM
membukukan keuntungan sebesar Rp3,814 triliun atau naik 6,4% dibandingkan
dengan periode yang sama 2014 sebesar Rp3,585 triliun. Sementara itu,
pendapatan yang berhasil diraih pada kuartal I 2015 sebesar Rp23,616 triliun,
naik 11,1% dibandingkan dengan periode sama tahun sebesar Rp21,25 triliun. Namun,
ternyata pasar saham berkata lain. Kinerja yang kinclong tak terefleksi dalam
pergerakan saham TLKM. Pasca kinerja diumumkan, saham Telkom sempat menukik
tajam sebesar 10% menjadi Rp2.615 dari Rp2.905. Penurunan itu menggerus
kapitalisasi pasar saham Telkom senilai Rp29 triliun menjadi Rp264 triliun dari
sebelumnya sempat menyentuh Rp293 triliun. Bahkan, dalam penutupan perdagangan
Selasa (5/5/2015), saham Telkom kembali tertekan menjadi Rp2.715 dari pembukaan
Rp 2.750. Salah satu sentimen negatif bagi saham Telkom adalah tak kunjung
selesainya transaksi share swap dengan PT Tower Bersama Infrastructure
Tbk. (TBIG) dalam rangka monetisasi anak usahanya di bisnis menara, yakni PT
Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).
2. Proyeksi
Kinerja Perusahaan pada Masa Mendatang
Kinerja Perusahaan yang Baik Memicu Kenaikan Harga Saham. Perkiraan
terhadap performa/kinerja perusahaan juga jadi salah satu yang turut
memengaruhi fluktuasi harga saham, karena performa perusahaan dijadikan acuan
bagi para investor maupun analis fundamental dalam melakukan pengkajian
terhadap saham perusahaan. Masalahnya hanya
terletak pada prospek peningkatan kinerjanya dimasa depan yang tidak cukup baik,
tetapi secara fundamental TLKM masih cukup baik, maka TLKM ini masih layak beli
tetapi tidak untuk jangka panjang.
3.
Rumor dan Sentimen
Pasar
Karena pasar saham sangat rawan terhadap info-info manipulatif, berita, ataupun rumor,
sehingga sekadar isu saja yang entah darimana sumbernya bisa berpengaruh
terhadap kenaikan atau penurunan harga saham.
C. Daftar Pustaka
http://market.bisnis.com/read/20150506/192/430359/kinerja-kinclong-kenapa-saham-telkom-justru-terkoreksi
https://id.wikipedia.org/wiki/Telkom_Indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/Telkom_Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar